A.Pendahuluan
Sosiologi menelaah gejala-gejala yang wajar, yaitu norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial dan kebudayaan serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berjalan secara normal seperti yang dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan. Hal itu karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gajala tersebut dinamakan masalah-masalah sosial. Jadi masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial yang mencakup pula segi moral karena untuk dapat mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai masalah sosial, maka harus gunakan penilaian sebagai ukuran.
Untuk setiap masyarakat tentunya mempunyai ukuran yang berbeda, contohnya : gelandangan atau judi. Selain itu ada juga masalah-masalah yang tidak bersumber pada penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi lebih banyak pada susunannya, seperti : masalah penduduk dan masalah pengangguran. Sosiologi juga mempunyai manfaat bagi bidang lain, seperti : pemerintahan, pendidikan dan industri.
B.Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian
Dibedakan ke dalam 2 macam persoalan, yaitu masalah masyarakat dengan problem sosial.
Masalah masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat. Problem sosial adalah meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki / menghilangkan gejala-gejala abnormal tersebut.
Bisa dikatakan sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat, maksudnya ialah agar dapat menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyarakat. Sedangkan usaha-usaha perubahannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial.
Dengan kata lain sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berada di belakang tata kelakuan sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk menanggulangi gejala-gejala abnormal dalam masyarakat untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Jadi pada dasarnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah-masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang immoral sehingga berlawanan dengan hukum yang bersifat merusak. Karena itu masalah-masalah sosial tidak mungkin ditelaah tanpa memperhitungkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik. Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
Meskipun sosiologi meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, namun perlu juga mempelajari masalah-masalah sosial, seperti :
•Kejahatan
•Konflik antar ras
•Kemiskinan
•Perceraian
•Pelacuran
•Delinkuensi anak
Hanya dalam hal ini oleh karena sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Jadi, sosiologi tidak terlalu menekankan pada pemecahan / jalan keluar dari masalah-masalah tersebut. Itu karena usaha-usaha untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin berhasil bila didasarkan pada kenyataan serta latar belakangnya. Masalah sosial sebagai akibat dari interaksi sosial antar individu dengan kelompok / antara kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai, adat istiadat dan ideologi yang ditandai suatu proses sosial yang disosiatif.
Ada suatu penyesuaian sosial di mana lembaga-lembaga secara harmonis tidak merasa dirinya tertekan unutk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga tersebut.
Problem sosial timbul karena tidak adanya integrasi yang harmonis antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Orang perorangan mengalami kesulitan-kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan macam-macam hubungan sosial.
Suatu kebudayaan mungkin berubah sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa bahwa kebutuhan-kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh kebudayaannya, seperti kebutuhan biologis ataupun sosial. Secara biologis manusia mempunyai kebutuhan yang fundamental, yaitu : makanan dan hidup. Selain itu ada kebutuhan lain yang timbul karena pergaulan dalam masyarakat, yaitu : kedudukan dan peranan sosial. Apabila seseorang tidak dapat memenuhi baik kebutuhan biologis dan sosial maka kehidupannya akan tertekan.
Indeks-indeks petunjuk adanya masalah sosial :
•Indeks rates (angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, misalnya : kejahatan anak-anak, bunuh diri dan perceraian)
•Composite inidices (gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu sama lain)
Emory Bogarus mengungkapkan indeks social distance, yaitu bila individu merasa dirinya jauh dari individu-individu lainnya maka akan terdapat tanda akan goyahnya keseimbangan dalam hubungan sosial yang harmonis.
C.Sebab-sebab Terjadinya Masalah Sosial
Yaitu timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada 4 faktor, yaitu :
•Ekonomis
•Biologis
•Biopsikologis
•Kebudayaan
Setiap masyarakat mempunyai norma yang tidak lepas dari kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan pada norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah sosial. Masalah sosial diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu :
•Faktor ekonomi, misalnya : kemiskinan dan pengangguran
•Faktor biologis, misalnya : penyakit
•Faktor biopsikologis, misalnya : penyakit syaraf, bunuh diri dan disorganisasi jiwa
•Faktor kebudayaan, misalnya : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik sosial dan keagamaan.
D.Manfaat Penelitian Sosiologi Bagi Pembangunan
Untuk tahap awal, yaitu perencanaan pembangunan diperlukan data yang relatif lengkap mengenai masyarakat yang akan dibangun. Data-data yang dimaksud ialah :
•Pola interaksi sosial
Adalah hal yang penting dalam menciptakan suasana yang mendukung pembangunan. Dengan mengetahui pola intekasi sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka dapat digariskan haluan tertentu untuk memperkuat pola interaksi yang mendukung dan menetralisasi pola interaksi yang menghalangi pembangunan.
•Kelompok-kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat
Yaitu ada kelompok kelompok sosial yang mempunyai kekuasaan tidak resmi yang dapat dijadikan panutan dalam pembangunan.
•Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai, yaitu : nilai yang mendukung pembangunan, ada yang tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pembangunan, ada yang menghalangi pembangunan.
•Lembaga-lembaga sosial yang merupakan kesatuan kaidah-kaidah yang berkisar pada kebuthan dasar manusia dan kelompok sosial.
•Stratifikasi sosial
yaitu yang membeda-bedakan penduduk dalam kelas-kelas tertentu secara vertikal. Pentingnya stratifikasi sosial untuk dapat mengidentifikasi pihak mana yang dapat dijadikan pelopor pembangunan.
E.Contoh Beberapa Masalah Sosial Yang Penting
•Gelandangan
Adalah masalah sosial yang serius bagi setiap kota, secara nyata agaknya persoalan ini mencerminkan problema sosial yang besar yang dapat ditemui dalam pergaulan hidup manusia di mana-mana termasuk di kota-kota Indonesia. Gelandangan biasa disebut tuna wisma / tuna karya yang berarti orang-orang yang hidupnya tidak memeiliki perumahan dan pekerjaan tetap.
Para gelandangan biasanya dijumpai pada trotoar, taman, lapangan dan kolong jembatan.
Sebab seseorang menjalani kehidupan gelandangan
Disebabkan beberapa faktor, yaitu :
Sebab yang berhubungan dengan jasmani dan rohani, seperti : frustasi / tekanan jiwa, cacat mental dan fisik, malas bekerja.
Sebab sosial / kemasyarakatan, seperti : pengaruh-pengaruh buruk dalam masyarakat (perjudian dan madat), gangguan keamanan dan bencana alam (urbanisasi), pengaruh konflik sosial di mana ketidakserasian hidup.
Sebab ekonomi, seperti : kesulitan menanggung hidup terutama yang berkeluarga besar, kecilnya pendapatn perkapita sehingga lambat laun tidak bekerja terus, kegagalan di bidang pertanian dan belum berkembangnya industri.
Penghidupan dan Kehidupan Gelandangan
Tuna wisma dan tuna karya di kota-kota dapat dijumpai dalm bentuk perorangan dan berkelompok. Gelandangan yang terikat pada suatu kelompok akan taat tehadap kepala kelompok yang mengorganisir untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti : mencari kertas, pecahan kaca dan puntung rokok. Sedangkan yang tidak berkelompok melakukan sesuatu secara bebas menurut kehendaknya.
Sekalipun para gelandangan hidup tanpa pekerjaan menurut penelitian, mereka ternyata mempunyai pencaharian juga untuk membiayai hidupnya dengan melakukan usaha-usaha, seperti :
Menarik becak
Menjadi buruh / kuli
Mencari puntung rokok dan pecahan kaca
Melacurkan diri
Kerja di penampungan
Menjadi pengemis
Dan lain-lain
Usaha-usaha Mengatasi Gelandangan
Pemerintah daerah bekerjasama dengan polisi (Vice Control) dan jawatan sosial melakukan kegiatan-kegiatan menanggulangi gelandangan, seperti :
Mengadakan razzia penangkapan kemudian ditampung di tempat rehabilitasi.
Menampung para gelandangan unutk dididik dan dipersiapkan untuk dikembalikan ke masyarakat setelah memiliki kepandaian / ditransmigrasikan.
•Prostitusi
Berasal dari kata “prostituere dari bahasa Latin yang mengandung arti menonjolkan diri (dalam hal-hal buruk) / menyerahkan diri secara terang-terangan kepada umum. Di Indonesia dikenal dengan istilah “pelacuran”.
Menurut Reley Scott : penyerahan diri karena upah kepada umum dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki.
Menurut Paul Moedikdo Moeliono : pelacur dapat diartikan sebgai penyerahan badan wanita dengan pembayaran oleh orang laki-laki guna pemuasan nafsu seksual orang-orang itu.
Gejala penyerahan tubuh wanita dengan bayaran oleh laki-laki secara umum tanpa pilihan dilakukan dalam beberapa jenis dengan kategori, sebagai berikut :
Pelacuran dibordil-bordil
Pelacuran panggilan
Balas dendam
Urbanisasi
Malas bekerja ingin hidup mewah
Dan lain-lain
Dari pihak laki-lakinya banyak pula hal yang medorong untuk berbuat iseng datang ke tempat-tempat pelacuran, antara lain bagi mereka yang takut menikah karena besarnya biaya hidup karena tidak mendapat kebahagiaaan di rumah dan hal-hal yang bersifat abadi.
Dengan adanya faktor-faktor penyebab baik yang terdapat pada wanita maupun pada laki-laki ditambah lagi dengan faktor-faktor lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain, maka seakan-akan ada hukum permintaan dan penawaran yang didorong oleh faktor-faktor lingkungan sehingga terbentuklah “pasar” di mana terjadi drama prostitusi yang akan berlangsung dari masa ke masa.
Usaha-usaha menanggulangi prostitusi, antara lain sebagai berikut :
Melarang dengan Undang-undang yang didikuti dengan razzia / penangkapan.
Dengan pencatatan dan pengawasan kesehatannya.
Dengan alokasi, ditampung di empat-tempat jauh di luar kota dengan pengawasan dan perawatan serta diberikan penerangan-penarangan agama / pendidkan juga diadakan larangan-larangan terhadap anak-anak muda yang mengunjungi tempat tersebut.
Rehabilitasi dalam asrama-asrama di mana para pelacur tertangkap setelah diseleksi maka yang dianggap masih dapat diperbaiki, ditampung dalam asrama, dididik dalam hal keterampilan, agama yang dipersiapkan untuk dapat kembali ke masyarakat sebagai warga yang baik kembali.
Friday, May 21, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment